Model pembelajaran quantum teaching
Minggu, 06 Januari 2013
materi ajar
BALOK
DAN UNSUR-UNSURNYA
Balok merupakan bangun ruang yang dapat
terdiri dari persegi ataupun persegi panjang. Bangun tersebut sama panjang
dengan dihadapannya. read more
Jurnal
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KUANTUM DI KELAS VIII SMP
Effectiveness of Quantum Learning for Teaching Linear Program at the Muhammadiyah Senior High School of Purwokerto in Central Java, Indonesia
Dari Iqra’ sampai Quantum: Upaya Kreatif Pengembangan Strategi Pembelajaran
PEMANFAATAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH SEBAGAI KONSEKUENSI LOGIS OTONOMI DAERAH BIDANG PENDIDIKAN
metode quantum teaching dalam pembelajaran agama islam disekolah umum
Effectiveness of Quantum Learning for Teaching Linear Program at the Muhammadiyah Senior High School of Purwokerto in Central Java, Indonesia
Dari Iqra’ sampai Quantum: Upaya Kreatif Pengembangan Strategi Pembelajaran
PEMANFAATAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH SEBAGAI KONSEKUENSI LOGIS OTONOMI DAERAH BIDANG PENDIDIKAN
metode quantum teaching dalam pembelajaran agama islam disekolah umum
Sabtu, 05 Januari 2013
makalah pembelajaran quantum teaching
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
INOVASI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Dosen pengampu: Aryo Andrie Nugroho
M.Pd.
Disusun Oleh :
Hermawan Try
Ariwibowo ( 11310105 )
Ratih ( 11310119 )
Dwi nurendah ( 11310115 )
Kelas : 3 C
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap pendididkan selalu berurusan
dengan manusia, karena hanya manusia yang dapat dididik dan harus selalu
dididik. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikaruniai potensi untuk
selalau menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi
manusia untuk memilih jalur pendidikan untuk meningkatkan potensi belajarnya.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada suatu kurikulum,
dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum,
pada suatu sisi guru adalah pengembang kurikulum, sedangkan pada sisi lainnya
guru adalah pembelajar siswayang secara aktif membelajarkan siswa sesuai dengan
kurikulum sekolah.
Pada hakekatnya,mengajaritu adalah
suatu proses dimana pengajar dan murid menciptakan lingkungan yang baik, agar
terjadi kegiatan belajar yang bsrdaya guna,. Untuk mengatasi problematika dalam
pelaksanaan pembelajaran,tentu diperlukan model-model mengajar. Menurut Joyce
dan Weil ( 2000 : 13 ). Model menjajar adalah suatu deskripsi dari lingkungan
belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain
unit-unit pelajaran dan pembelajaran , perlengkapan belajar, pelajaran ,
bulu-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program
computer.
Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru
yang memudahkan proses pembelajaran lewat pemaduan unsur seni dan
pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan,
Quantum Teaching merupakan belajar yang meriah dengan segala nuansanya yang
menyertakan segala interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar dan
berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas ( Deporter,Atal 2000:3 )
Jika sejenak membayangan kelas,
ruang kuliah ataupun ruang tempat siswa siswa belajar dan kemudian didalamnya
terdengar suara dengungan para siswa yang tertarik dan memperhatikan guru saat
menerangkan pokok pelajaran, tangan-tangan teracung dengan antusias,
tubuh-tubuh condong kedepan penuh rasa ingin tahu dan gemuruh sukaria penuh
dengan perayaan. Maka aka nada rasa keriangan berbagi wawasan dan kehangatan
saling tukar perkataan yang menyemangatipara siswa. Keadan ini adalah meupakan
efek yang muncul dari pemakaian Quantum Teaching.
B. Rumusan Masalah
Sebelum membahas lebih lanjut, maka
perlu adanya rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Quantum Teaching Itu?
2. Bagaimana langkah-langkah model Quantum Teaching?
3.
Apa saja kelebihan dan kekurangan model Quantum Teaching?
4. Apakah dengan model mengajar Quantum
Teaching ini dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk
menjelaskan pengertian Quantum Teaching.
2. Untuk
menjelaskan langkah-langkah model Quantum Teaching.
3. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan model Quantum Teaching.
4. Untung
meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Uraian Singkat Model Pembelajaran Quantum Teaching
Quantum Teaching pertama kali
dipakai oleh Deporter. Mulai dipraktekkan pada tahun 1992.Dengan mengilhami
yang terkenal dalam fisika Kuantum yaitu masa kali percepatan cahaya kuadrat
sama dengan energy. Dari rumusan itulah dapat didefinisikan bahwa Kuantum
adalah sebuah interaksi yang mengubah energy menjadi cahaya. Dengan demikian,
Quantum Teaching berarti pengubahan belajar yang meriah dengan segala
nuansannya yang menyertakan segala Kaitan, Interaksi dan perbedaan yang
memaksimalkan moment belajar dalam kelas. Interaksi-interaksi ini mencakup
unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Sehingga
dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan
bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Segala hal yang dilakukan dalam kerangka
Quantum Teaching yaitu setiap interaksi dengan siswa, setiap rancangan
kurikulum, dan metode intruksional dibangun diatas prinsip “Bawalah dunia
mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Hal ini
mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama
untuk mendapatkan hak mengajar.
Quantum Teaching diciptakan
berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov),
Multiple Intelligences (Gardner), Neuro-Linguistic programming (Grinder dan
Bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning
(Johnson dan Johnson), dan elements of effective interaction (Hunter). Quantum
Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket
multisensory, multi kecerdasan dan kompatibel dengan otak, yang pasa akhirnya
akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk
berprestasi.
Untuk menjadi seorang Quantun
Teaching, maka seorang guru harus mampu mengorkestrasi pembelajaran sesuai dengan
modalitas dan gaya para pengajarnya. Quantum Teacher juga harus mampu
mengajarkan keterampilan hidup ditengah-tengah keterampilan akademis, mencetak
atribut mental/fisik/spiritual para siswanya. Karena Quantum Teacher harus
dapat mendahulukan interaksi dalam lingkungan belajar, memperhatikan kualitas
interaksi antar pelajar, antara pelajar dan guru dan antara pelajar dan
kurikulum. Selain itu Quantum Teacher juga diharapkan mampu menjalankan tujuh
pedoman untuk presentasi yang sukses saat dalam proses pembelajaran.
Diantaranya, adalah memahami secara spesifik apa yang guru inginkan terjadi
dalam setiap bagian proses belajar, membangun kredibilitas dan membina hubungan
yang baik dengan siswa, menyesuaikan pelajaran dengan kebutuhan mereka,
mengubah keadaan siswa hingga mencapai keadaan target, melibatkan modalitas
siswa, memanfaatkan ruangan dengan baik, dan menyampaikan pesan yang terbuka,
jujur dan adail secara tulus dan kongruen.
Model ini dapat digunakan untuk
semua matapelajaran pada semua jenjang dan jenis pendidikan, hanya saja
diantaranya disesuaikan dengan siapa yang menjadi peserta didik dan apa mata
pelajarannya. Model ini merupakan proses pembelajaran yang akrab dan
menyenangkan baik bagi peserta didik maupun pendidik dalam proses pembelajaran
. Oleh Karena itu, proses pembelajaran ini sangat membutuhkan guru yang
menguasai materi ajar dan mempunyai sifat peramah bukan pemarah.
Selain itu Quantum Teaching juga
memiliki lima prinsip, atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1.
Segalanya Berbicara
Segalanya
dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga
rancangan pelajaran , dari alat bantu mengajar sampai alat peraga, semuanya
mengirim pesan tentang belajar.
2.
Segalanya Bertujuan
Semua
yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan, semuanya.
3.
Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan
adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakan rasa ingin tahu, oleh karena
itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi
sebelum memperoleh nama / konsep yang akan dipelajari.
4.
Alat setiap usaha
Belajar matematika jelas mengandung
resiko. Belajar terjadi melangkah keluar dari kenyamanan, maka mereka patut
mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Perayaan
adalah serapan pelajaran sukses, perayaan atau pemberian penguatan akan
memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan emosi positif dalam
belajar matematika.
Strategi Pembelajaran Quantum Teaching
a. Mengorkestrasikan suasana yang
menggairahkan
Suasana
kelas adalah penentu psikologi utama yang mempengaruhi belajar akademis menurut
Walberg dan Greenberg. Adapun kunci untuk membangun suasana tersebut adalah :
1) Kekuatan Terpendan ( NIAT )
Niat
guru atau kekuatan akan kemampuan sangat berpengaruh pada kemampuan iti sendiri
untuk dapa memotivasi peserta didik pandangan guru akan lebih cepat.
2) Jalinan Rasa Simpati dan Saling Pengertian
Dengan
membangun jalinan rasa simpati dan saling pengertian dapat membangun jembatan
menuju kehidupan dunia baru mereka, mengetahui minat kuat mereka dan berbicara
dengan bahasa hati mereka.
3) Keriangan dan Ketakjuban
Keriangan
dan ketakjuban dapat membawa siswa siap belajar dan lebih mudah dan bahkan
mengubah sikap negatif. Bentuk keriangan atau kegembiraan yang biasa digunakan
adalah : tepuk tangan, tiga kali hore, wuus, jentikan jari, poster umum,
catatan pribadi, persekongkolan, pengakuan kekuatan, kejutan, pujian pada teman
sebangku, pernyataan afirmasi dan “wow”.
4) Rasa Saling Memiliki
Rasa
saling memiliki akan mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa
tanggungjawab peserta didik misalnya : tepuk, wow,sebelum memulai belajar,
menepuk segmen, mengakhiri segmen tertentu.
5) Keteladanan
Memberi
teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun hubungan dan memahami
orang lain serta akan menambahkan kekuatan kedalam pembelajaran.
b. Mengorkestrasikan Landasan Yang Kukuh
1) Tujuan Yang Sama
Tujuan
yang sama yaitu mengembangkan kecakapan dalam mata prlajaran, menjadi pelajar
yang lebih baik dan berinteraksi sebagai pemain tim.
2) Prinsip-Prinsip dan Nilai Yang Sama
Satu
set prinsip tersebut adalah 8 kunci keunggulan yaitu : 1) Integritas
(kejujuran), 2) kegagalan awal kesuksesan, 3) bicaralah dengan baik, 4) hidup
disaat ini, 5) komitmen, 6) tanggung jawab, 7) sikap luwes, 8) kesinambungan.
3) Keyakinan Akan Kemampuan Pelajar, Belajar Dan Mengajar
Seorang
guru harus yakin dengan kemampuan belajar siswanya. Mulailah mengajar dari
sudut pandang bahwa guru biasa menjadi luar biasa, maka akan berpengaruh pada
orang-orang disekitar khususnya peserta didik.
4) Kesepakatan, kebijakan, prosedur dan peraturan.
Kesepakatan
: Lebih informal daripada peraturan, dan konkret untuk melancarkan jalannya
pelajaran.
Kebijakan
: Mendukung komunitas belajar
Prosedur
: Memberitahu peserta didik apa yang diharapkan dan tindakan aopa yang diambil
c. Mengorkestrasikan Lingkungan Yang Mendukung
1) Lingkungan Sekeliling
Gunakan
poster ikon ( symbol ), poster afirmasi ( motivasi dan gunakan warna ) .
2) Alat bantu yakni benda yang mewakili gagasan.
3) Pengaturan bangku
Misalkan
mengatur bangku menjadi bentuk setengah lingkaran untuk diskusi kelompok besar
yang dipimpin oleh seorang fasilitator.
4) Tumbuh, aroma, hewan peliharaan
dan unsur organik lain dikondisikan dengan serasi.
5) Musik
Musik membantu pelajar bekerja lebih baik dan mengingat
lebih banyak, merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar baik secara sadar
maupun tidak sadar.
d. Mengorkestrasikan Perencanaan
Pengajaran Yang Dinamis
1) Dari dunia mereka ke dunia kita
Maksudnya seorang guru harus mampu menjembatani jurang
antara dunia siswa dengan dunia gurunya. Hal ini memudahkan guru membangun
jalinan antara guru dengan siswa.
2) Modalitas Vak ( Visual Auditorial
Kinestik )
a) Visual, ciri-ciri : Teratas,
memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar,
lebih suka membaca daripada dibacakan, membutuhkan gambaran dan tujuan
menyeluruh untuk meningkatkan daya serap membutuhkan untuk dilihat dan diamati
senang.
b) Auditorial, ciri-ciri : Perhatian
mudah pecah, berbicara dengan pola berirama, belajar dengan cara mendengarkan,
dan bersuara saat membaca untuk meningkatkan daya serat menggunakan suara
seperti nyanyimakalah pembelajaran quantum teachingan, puisi bahkan diskusi.
c) Kinestik, ciri-ciri : mudah
Mengingat dan ungkapan wajah banyak bergerak / belajar langsung dengan
mengerjakan, senang dengan kegiatan fisik untuk meningkatkan daya serap,
memudahkan media, senang dengan kegiatan fisik untuk meningkatkan daya serap,
memudahkan media yang dapat dipegang dan disentuj langsung.
d) Model kesuksesan dari sudut
pandang
Ada dua factor utama yang membantu menentukan kesuksesan
siswa yakni kesulitan pelajaran dan derajat resiko pribadi. Hal-hal yang dapat
dilakukan guru untuk kesuksesan siswanya yakni, saat memperkenalkan isi
pelajaran selalu menyanyikan dengan menggunakan unsur V-A-K, sering melakukan
pengulangan, membuat kelompok kecil untuk memantapkan belajar dan menyelesaikan
secara perseorangan.
3)
Kecerdasan Berganda bertemu Slum-n-Bil
Kecerdasan yang dimaksud di sini
adalah special visual, linguistic verbal, interpersonal, musical ritmik,
naturalis badan kinestik dan logis matematika. Tetapi seorang guru harus keluar
dari zona nyaman dalam mengajar dan merancang pengajaran siswa harus diber
kesempatan mengatur kecerdasan sesuai dengan potensinya.
4)
Penggunaan Metafora, perumpamaan dengan sugesti
Metafora dapat membantu menghidupkan
konsep-konsep yang dapat terlupakan memunculkannya ke dalam otak secar mudah
dan cepat. Perumpamaaan akan memudahkan siswa untuk lebih mengerti susegti
memiliki kekuatan mendalam.
B. Karakteristik Model
1.
Sintakmatik
Agar
proses pembelajarn dengan model quantum teaching ini dapat benar-benar
sedinamis mungkin. Maka, perlu melalui tahap- tahapan di bawah ini yang sering
dikenal sebagai kerangka rancangan quantum teaching TANDUR yaitu :
Tahap pertama: Tumbuhkan
Pada
langkah ini guru harus menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. Dan
memberi tahu siswa bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pendidikan
mereka sendiri, mengaitkan pelajarn dengan masa depan dan berguna dalam dunia
nyata. Sehingga mereka tahu apa manfaat dari apa yang sdang mereka pelajari
bagi diri mereka biasannya dikenal dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku).
Tahap
Kedua : Alami
Guru
memberika pengalamn kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk
menjelajah. Karena pengalaman membangun keingintahuan siswa dan dapat
menciptakn beberaap pertanyaan dalam benak mereka. Saaat pengalaman terbentang,
guru mengumpulkan inforamasi untuk memaknai pengalamn tersebut. Inforamsi ini
membuat yang abstrak menjadi konkrit.
Tahap
Ketiga : Namai
Setelah
membuat siswapenasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka, maka
penamaan dapat memuaskan keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami
otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan
merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Guru
menyediakn kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan sebuah masukan.
Tahap
Keempat : Demonstrasi
Guru
diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untukmenunjukkan bahwa
mereka tahu. Guru memberikan peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan
pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dank e dalam kehidupan
mereka serta mampu mempergakan tingkat kecakapan mereka dengan pengetahuan ynag
baru saja mereka miliki.
Tahap
Kelima : Ulangi
Siswa
diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain.
Tentunya, dengan menggunaka cara yang berbeda dari asalnya. Pengulangan
memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”.
Dan tentunya menunjukan pelajar cara-cara mengulang materi yang telah dibahas.
TAhap
Keenam: Rayakan
Pada
langkah terakhir ini, saatnya untuk memberikan penghormatan atas usaha,
keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan dengan perayaan. Hal ini akan
memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa. Perayaan disini dapat
dilakukan dengan memberikan pujian, bernyanyi, bermain tepuk, pesta kelas dll.
2. Sistem Sosial
Sistem
social model ini menghendaki guru berangkat dari asumsi bahwa guru hanya
sebagai fasilitator dan reflector saja. Yang lebih di utamakan adalah keaktifan
siswa. Karena siswa bertanggung jawab penuh ataspendidikan mereka sendiri .
Peran guru lebih dari sekedar pemberi ilmu pengetahuan, tetapi guru adalah
rekan belajar, model, pembimbing dan mengubah kesuksesan siswa. Artinya,
kewenagan dibagi antara siswa dan guru. Norma yang berlaku terletak pada
kebesbasan berfikir dan berpeilaku saat dalam proses pembelajaran. Ganjaran
yang dipakai tidak bersifat hukuman namun perayaan. Karena perayaan dapat
memperkuat kesuksesan dan motivasi siswa. Misalnya, berupa pujian,tepuk tangan,
empati dari guru,dll. Dan untuk menat asuasana hati siswa, dapat digunakan
music saat proses pembelajaran.
Guru
menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri siswa. Mengutamakan
keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi dan bersifat humanistic. Guru
juga menyeimbangkan ketermpilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi
material siswanya. Serta mengintegrasikan totalitas tubuh dalam proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa berlangsung nyaman dan hasilnya optimal.
3. Prinsip-prinsip reaksi
Prinsip-prinsip
reaksi dalammodel pembelajaran ini diantaranya adalah
a. Guru mendekati siswa dan menciptakan AMBAK (Apa
Manfaatnya BagiKu) da memupuk sikap juara pada siswa. Sehingga siswa memahami
bahwa kegagalan itu keberhasilan yang tertunda.
b. Guru memberikan lingkungan belajar yang tepat agar siswa
mampu berinteraksi.
c. Mmberikan kesempatan siswa untuk memanfaatkan
keterampilan yang mereka miliki dan berfikir kreatif dalam segala situasi.
d. Guru harus harus mengetahui karakteristik masing-masing
siswanya baik itu visual,auditorial atau kinestetik. Agar pembelajaran dapat
diterima baik oleh siswa meski mereka mempunyai karakteristik yang berbeda.
e. Merayakan keberhasilan yang telah dilakukan oleh siswa
saat mereka mampu menyelesaikan tugasnya. Hal ini akan memacu motivasi dan
kepercayaan diri siswa.
4. System Pendukung
Sarana
yang dibutuhkan dalam model pembelajaran ini berbeda-beda, tergantung pada
fungsi dari pembelajaran itu sendiri. Jika pembelajaran itu berhubungan dengan
kontra akademik, maka sumber-sumber yang sesuai harus tersedia. Namun jika
pembelajaran itu berbicara tentang penyuluhan terhadap masalah perilaku, maka
tidak diperlukan sumber, tapi cukup dengan keterampilan guru dalam menyuluh.
Berdasarkan
dua kasus tersebut, maka untuk mengatasinya diperlukan adanya susunan ruang
yang memungkinkan untuk pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini. Sehingga
kapanpun siswa dapat mengubah posisi duduk mereka sesuai dengan kondisi. Dan
hal ini akan memudahkan siswa untuk merealisasikan masalah secara tepat dan
memadai tanpa diburu-buru oleh waktu. Selain itu, alunan music juga dapat
mendukung konnsentrasi siswa dalam belajar. Serta membuat siswa lebih rileks
saat menerima pelajaran.
5. Dampak intruksional dan penyerta
Model
pembelajaran Qyuantum Teaching memberikan dampak intruksional pada siswa yaitu
:
a. Kemapuan verbal adalah kemampuan untuk mengungkapan
pengetahuan dalam bentuk bahasa lisan ataupun verbal.
b. Kemampuan keterampilan intelektual adalah kepekaan yang
berhubungan dengan lingkungan serta mempresentasikan konsep dan lambing.
c. Kemampuan kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan
mengarahkan kognitifnya sendiri, kemampuaan ini meliputi konsep dan kaidah
memecahkan masalah.
d. Keterampilan motoric adalah kemampuan serangkaian jasmani
antara koordinasi otak dengan tubuh.
e. Kemampuan sikap adalah kemampuan menerima atau menolak
objek berdasar penelitian terhadap objek tersebut.
Disamping
itu terdapat pula dampak penyerta, yaitu :
Menimbulkan semangad kreativitas semangad pada siswa
Memupuk solidaritas antar siswa
Menambahnilai dan prestasi belajar siswa
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Kelebihan model pembelajaran :
1.
Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama.
2.
Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran
perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh
guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
3.
Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.
4.
Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5.
Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
6.
Karena model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang
guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak
langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
7.
Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.
Kekurangan Model Pembelajaran
1. Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu
atau jam pelajaran lain.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang
memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
3. Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati
usaha seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll.
Maka dapat mengganggu kelas lain.
4. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
5. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,
karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan
hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang
ketelitian dan kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak
tercapai sebagaimana mestinya.
D. Uraian Singkat Pemecahan Masalah
Berdasarkan uraian diatasat
diketahui bahwa Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan
segakla nuansanya yang menyertakan segala kaitan interaksi, dan perbedaan yang
memaksimalkan mpmen belajar. Cara yang tepat untuk menerapkan model
pembelajaran ini adalah dengan Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching yang
dikenal sebagai TANDUR.
Proses pembelajaran dibuat
sedemikian rupa sehingga pembelajaran tidak tersa menbosankan. Namun
sebaliknya, menjadi nyaman dan menggairahkan minat dan motivasi siswa. Yaitu
dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Memberikan kesempatan tiap
kelompok untuk terlibat langsung dengan pembelajaran dari guru. Kemudian
menyuruh siswa mempraktekannya kembali dan selanjutnya menyimpulkan apa yang
sedang dipelajari. Setelah siswa selesai menyimpulkan kemudian klakukan
perayaan untuk menghargai usaha yang telah dilakukan oleh siswa.
Perayaan dalam hal ini, adalah bukan
perayaan yang penuh kemewahan. Namun, yang dimaksud perayaan disini adalah
suatu [enghargaan saja. Biasanya pujian untuk memotivasi, tepuk tangan,
memberikan selamat, jentikan jari, nyanyian dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibahas di
atas dapat disimpulkan bahwa
1. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah
dengan segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan
yang memaksimalkan momen belajar yang berfokus pada hubungan dinamis dalam
lingkungan kelas.
2. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching dikenal
sebagai TANDUR ( Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi, Rayakan)
3.
Dengan model pembelajaran Quantum Teaching, Sistem bangun ruang menjadi sangat mudah dan
menyenangkan. Sehingga semangat dan motivasi siswa menjadi sangat tinggi.
B. Saran
1. Agar penggunaan model Quantum Teaching ini dapat
berjalan, maka diperlukan kreatifitas yang tinggi bagi seorang guru.
2. Sebaiknya penggunaan model harus
sesuai dengan materi yang diajarkan.
3. Guru harus mampu melibatkan semua
siswa saat proses belajar mengajar. Maka, yang harus dilakukan adalah merubah
posisi tempat duduk siswa.
4. Bila diperlukan gunakan music untuk
menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa dan mendukung lingkungan
belajar. Karena music membantu pelajar bekerja lebih baik dan mengingat lebih
banyak.
DAFTAR PUSTAKA
DePORTER
dkk.2000Quantum Teaching.Bandung:Kaifa.
Fitriani, Marini dkk.2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan
Kuantum Di Kelas Viii Smp.
Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4. No.1, Juni 2010.
Kusno & Joko Purwanto. 2011. Effectiveness of Quantum Learning for
Teaching Linear Program at the Muhammadiyah Senior High School of Purwokerto in
Central Java,Indonesia. International
Journal for Educational Studies, 4(1) 2011.
Roqib,Moh. 2009. Dari
Iqra’ sampai Quantum: Upaya Kreatif Pengembangan Strategi Pembelajaran. Jurnal
Pemikiran Alternatif Kependidikan.INSANIA|Vol.
14|No. 3|Sep-Des 2009.
Pujiastuti, Emi. Pemanfaatan Model-Model
Pembelajaran Matematika Sekolah Sebagai Konsekuensi Logis Otonomi Daerah Bidang
Pendidikan. Jurnal Matematika Dan Komputer Vol.
5. No. 3, 146 - 155, Desember 2002.
Nasih,Ahmad N.2008.Metode
Quantum Teaching Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Sekolah
Umum.TA’DIB,Vol.XIII.No.01.Juni 2008.
OLSEN, R. V. 2002. Introducing Quantum Mechanics
In The Upper Secondary School: A Study In Norway. INT. J.
SCI. EDUC., 2002, VOL. 24, NO. 6, 565–574.
Langganan:
Postingan (Atom)